Sabtu, 11 Februari 2012

Transportasi Udara Bisnis Penerbangan Optimistis Meningkat


Bisnis Penerbangan Optimistis Meningkat
udayrayana.blogspot.com
JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional (Inaca) optimistis angkutan penerbangan nasional tetap diminati masyarakat walau baru-baru ini muncul kasus pilot salah satu makapai penerbang menggunakan narkoba.


Ketua Umum Inaca Emirsyah Satar menegaskan kasus tersebut belum memberikan dampak signifikan terhadap prospek industri penerbangan Indonesia yang tetap cerah.


"Asalkan ada kerja sama semua pihak, termasuk pemerintah dan maskapai, yang memberikan sanksi tegas terhadap oknum-oknum indisipliner tersebut," katanya di Jakarta, Jumaat (10/2).


Diharapkannya, kasus tersebut jangan dianggap sebagai gambaran umum gaya hidup seluruh awak pesawat. Pasalnya, awak pesawat adalah ujung tombak industri penerbangan yang menjunjung tinggi profesionalisme dan dituntut untuk selalu berdisplin.


Inaca sebagai sebuah asosiasi juga tidak memiliki hak untuk memberikan sanksi karena tugas mereka hanya sebagai sebuah pemberi masukan kepada pihak regulator, yakni pemerintah.


"Sebagai asosiasi kami menyesalkan tindakan yang tidak bertanggung jawab oknum kru pesawat yang telah menyalahgunakan obat-obat terlarang sehingga menimbulkan keresahan di kalangan para pengguna jasa transportasi udara," katanya.


Lisensi Dicabut
Sementara itu, Sekjen INACA Tengku Burhanuddin meminta regulator mencabut lisensi pilot yang menggunakan narkoba. "Penggunaan narkoba oleh para kru pesawat menunjukkan peredaran narkoba merupakan masalah nasional yang seharusnya pemberantasannya tidak hanya dibebankan kepada maskapai," ungkapnya.


Menurut Burhanuddin, pencabutan lisensi terbang bisa menjadi hukuman yang cukup berat bagi pilot bersangkutan. Untuk menimbulkan efek jera, INACA selaku asosiasi maskapai penerbangan nasional akan selalu menginformasikan kepada maskapai agar pilot-pilot yang mengunakan narkoba tidak dapat diterima di maskapai lainnya.


"Kami kira dengan dicabut lisensi terbangnya, sekaligus di-black list di perusahaan penerbangan mana pun, akan membuat para pilot berpikir ulang untuk menggunakan narkoba karena tindakan ini berlaku umum di negara mana pun," katanya.


Secara terpisah, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub Bobby Mamahit menduga siswa-siswi calon pilot bisa terpengaruhi efek buruk narkoba saat mendapatkan hari libur selama beberapa hari di lingkungan masyarakat.


"Ada dua hari waktu yang diberikan untuk bergaul ke masyarakat. Di situ mereka bisa saja kena dampak buruk dari masyarakat, seperti narkoba, rokok. Itu merupakan bentuk dari gaya hidup," ujarnya.


Bobby mengatakan para taruna dan taruni berada di dalam asrama selama lima hari dengan pengawasan yang ketat dari pembina. Kadang kala pihak sekolah pun melakukan pemeriksaan secara mendadak ke kamar-kamar para siswa.


Diungkapkannya, sebenarnya yang mudah stres itu petugas air traffic control (ATC) di Bandara Soekarno-Hatta yaitu 100 petugas menangani 2.000 gerakan pesawat. "Bayangkan saja itu ada 20 pesawat yang ditangani 1 orang. Tentu lebih sulit daripada pilot yang konsentrasinya hanya tertuju pada 1 pesawat," katanya.dni/E-12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar